Langsung ke konten utama

Penyambutan Mahasiswa Baru PMKP Angkatan 2021

PMKP sambut Maba 2021 (doc. Acta Diurna)

ACTADiURNA FH UNTAN- Persekutuan Mahasiswa Kristen Protestan (PMKP) telah melaksanakan Penyambutan Mahasiswa Baru angkatan 2021.  Yang Dilaksanakan di Gereja GMII Tasik Tiberias pada (23/10/202). Kegiatan ini wajib dilaksanakan setiap tahunnya dengan tujuan untuk melakukan pembinaan kepada Mahasiswa Baru PMKP angkatan 2021 agar memahami arti dan tujuan mereka berada di dalam PMKP Fakultas Hukum UNTAN. 

Tommy Pratama selaku Ketua PMKP mengatakan bahwa "kegiatan penyambutan mahasiswa baru PMKP angkatan 2021 ini wajib dilaksanakan setiap tahunnya. Untuk pembinaannya sendiri, pengurus PMKP telah menyiapkan PIPA (Pengambaran Injil Pemahaman Alkitab). PIPA ini dibentuk dan ditujukan untuk membina mereka agar memahami arti dan tujuan mereka dalam PMKP FH UNTAN."

Ia juga menambahkan, bahwa "sebagai Ketua PMKP ia memiliki target yang ingin dicapai. Yaitu, “ingin lebih baik dari kepengurusan yang sebelumnya. Namun, perlu kita ketahui juga PMKP adalah sebuah wadah bagi jemaat-jemaat Mahasiswa Fakultas Hukum UNTAN. Maka dari itu, apa yang kita perlukan dan apa yang kita butuhkan dalam PMKP merupakan titik acuan dalam PMKP itu juga”.tambahnya.

Frendy Haholongan Panjaitan salah satu peserta penyambutan mahasiswa baru PMKP angkatan 2021 ini mengatakan bahwa tujuan ia bergabung dengan Organisasi PMKP karena ingin belajar lebih tentang keorganisasian, dan berhubung PMKP merupakan wadah bagi Mahasiswa Kristen di Fakultas Hukum. Serta, untuk memperkuat keimanan tentang kristen.

Ia juga menambahkan "setelah bergabung dengan Organisasi PMKP dapat membangun tali persaudaraan yang lebih kuat, menghargai pendapat sesama, dan lebih mengerti tentang keorganisasian dan keimanan. Serta, ia sangat kuat dan yakin dalam berkomitmen dengan Organisasi PMKP." Tutupnya.

Reporter : Andi Rahmawati 

Penulis : Muhamad Rafli

Editor : Selvia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry ...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan