Langsung ke konten utama

Bedah Instrumen Akreditasi Program Studi ( IAPS 4.0)

Gambar Oleh Acta Diurna


ACTADIURNA,FH Untan - Telah dilaksanakannya acara “Bedah Instrumen Akreditasi Program Studi ( IAPS 4.0 )”. Yang dilakukan  secara daring dan juga luring.  Kamis (27/05)


Wakil Dekan Bidang Akademik Edy Suasono mengucapkan terimakasih kepada penjamin mutu Fakultas Hukum yang telah memiliki inisiasi yang positif. 


“Saya ucapkan terimakasih kepada penjamin mutu yang ada di Fakultas ini karena mempunyai inisiasi yang positif bagi semua,”. Ujarnya saat menyampaikan kata pembukaan Kamis (27/05)


Salah satu narasumber dari kegiatan ini adalah Prof. Dr. HA. Oramahi selaku Kepala Pusat Penjaminan Mutu Untan dan juga mengundang Kepala Program Studi Ilmu Hukum Sri Ismawati, UKM serta Kaprodi Kenotariatan. 


Diakhir kegiatan Kepala Pusat Penjaminan Mutu Untan Prof. Dr. HA. Oramahi mengatakan bahwa di Untan sudah memiliki standar dan setiap Fakultas bisa menurunkan standar yang sudah ada. 


“Dari pertama yang paling penting itu adalah kita menggiatkan standar untuk pendidikan tinggi. Nah, di Untan ini sudah ada standar, tinggal nanti fakultas PPS itu menurunkan standar yang sudah ada di Untan, itu yang pertama. Kemudian yang kedua, terkait dengan pelaksanaan ARTI itu sebenarnya dilingkungan kita, kebetulan itu dilaksanakan ditingkat universitas. Yang ketiga, survei kepuasan, survei kepuasan mahasiswa. Nah ini Untan sudah menyiapkan instrumennya,”. Tutupnya


Reporter : Muhammad Rafli 

Editor     : Yoga Indrawan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry ...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan