Langsung ke konten utama

BIOGRAFI MOCHTAR KUSUMAATMADJA

 

Sumber Gambar Detik.com

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja lahir di Batavia pada 17 April 1929. Beliau adalah konseptor wawasan nusantara dari pakar Hukum Internasional. Ia dikenal sebagai seorang yang gigih memperjuangkan batas darat, laut territorial dan landas kontinen Indonesia. Seorang yang tak pernah Lelah berjuang memajukan Pendidikan hukum di Indonesia.

Mochtar Kusumaatmadja menyelesaikan Pendidikan S1- nya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, pada (1955). Dan meraih gelar Master Of Law pada (1956) dari Yale University, Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1962 ia menamatkan kuliah S3 di Universitas Padjadjaran dan menjadi Doktor di usia 33 tahun. Setelah itu ia sempat melanjutkan Pendidikan pos doctoral di Harvard University, disinilah ia banyak belajar dan mengakaji pemikiran pakar hukum dunia yang kemudian menginspirasi teori hukumnya, yaitu teori Hukum Pembangunan.

Sebagai pakar hukum laut pertama di Indonesia, beliaulah yang menggagas konsep Negara Kepulauan. Yang dituangkan dalam deklarasi juanda pada 13 Desember 1957. Konsep yang kemudian dikenal sebagai wawasan nusantara ini diperjuangkan Mochtar pada konferensi-konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional dari tahun 1957-1982. Setelah melalui rangkaian perundingan selama 25 tahun, konsep wawasan nusantara akhirnya berhasil diakui dunia internasional. Dengan ditanda tanganinya Konvensi Hukum Laut ke- III pada tahun 1982 di Montego Bay Jamaica.

Kemampuannya dibidang hukum dan diplomasi membuat Mochtar Kusumaatmadja dipercaya menduduki kursi Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II (1974-1978). Dan menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III dan IV (1978-1988 dan 1983-1988).

Sebagai seorang Diplomat dia dikenal cerdas dan piawai mencairkan suasana dalam suatu perundingan yang serius bahkan menegangkan. Kemampuan inilah yang membawanya sukses melakukan berbagai diplomasi politik, baik di tingkat ASEAN maupun Internasional. Ia juga menjadi pelopor pendekatan informal, dengan menggagas pendekatan coptail party, sebagai upaya mediasi dan penyelesaian konflik Kamboja di tahun 1978.

Semasa menjabat Menteri Kehakiman dan Menteri Luar Negeri, Mocthar Kusumaatmadja banyak melahirkan produk dan kebijakan yang fenomenal. Pada 1972 kertas kerjanya mengenai Pengaturan Hukum Masalah Lingkungan Hidup, menjadi substansi laporan nasional Indonesia, pada Konferensi Internasional Lingkungan Hidup di Swedia. Hasil Konferensi ini dikenal dengan Deklarasi Lingkungan Hidup Manusia (1972).

Mochtar Kusumaatmadja dan Universitas Padjadjaran, merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ia pernah memegang beberapa jabatan strategis. Mulai dari Guru Besar Hukum, Dekan Fakultas Hukum hingga Rektor. Sebagai ilmuan Mochtar Kusumaatmadja melahirkan teori Hukum Pembangunan, sebagai pengembangan konsep “Hukum Sebagai Sarana Rekayasa Sosial yang Lebih Sesuai dengan Kondisi Indonesia.” Teori ini dikenal sebagai Mahzab Unpad.

Selain sebagai pendidik dan pejabat negara Mochtar juga sukses sebagai professional dibidang hukum, Bersama rekan-rekannya ia mendirikan Biro Hukum Mochtar, Karuwin atau MKK. Yang membantu pemodal-pemodal asing berinvestasi di Indonesia. Selain Hukum Mochtar juga mempunyai minat yang tinggi terhadap Seni dan Budaya, termasuk juga Kuliner Nusantara

Cita-cita Diplomasi ini diwujudkan dengan mendirikan Restoran Indonesia Nusantara di New York, AS (1986). Membentuk Nusantara Chember Orchestra melalui Yayasan Nusantara Jaya pada tahun (1988), serta mengusung pameran Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat (KIAS) tahun (1990-1991).

Lelaki yang hobi bermain catur ini, boleh dibilang sosok yang komplit, sebagai seorang Pendidik dan Negarawan. Ia telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi Pendidikan dan pembangunan hukum di negeri ini. Dengan wawasan nusantara ia memerdekakan dan menyatukan kita, menjadi satu Indonesia. Rekam jejaknya ini adalah teladan nyata bagi kita generasi penerus bangsa.

 

Penulis : Andy Rahmawati

Sumber : Tim Redaksi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan lebih berat kar

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry pun menam

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan