Langsung ke konten utama

Seminar PAKTA Untan Menghadirkan Pemateri Dari Stolckholm University, Swedia

 

Gambar oleh Acta Diurna

ACTADIURNA,FH Untan - Salah satu LOK Fakultas Hukum(FH) Universitas Tanjung pura (UNTAN) yaitu PAKTA telah melangsungkan webinar internasional dengan series pertamanya yaitu “International Guest Lecturer series 1”. Acara berlangsung dengan lancar karena peserta yang interaktif dan memberikan feedback yang baik kepada pemateri.

Pembicara pada webinar kali ini adalah Professor Mauro Zamboni. Beliau merupakan seorang dosen dari Fakultas hukum, Stockholm University, Swedia. Materi yang  disampaikan begitu menarik.

Try Mahyandi selaku ketua dari PAKTA menuturkan bahwa ‘’tujuan diadakannya kegiatan ini agar kita khususnya mahasiswa dapat sama-sama belajar dari dosen atau pendidik yang berasal dari  luar kampus. Karena pakta merupakan LOK yang bersifat kajian ilmiah dan riset mahasiswa. Jadi, hal-hal yang dibahas pada seminar tersebut merupakan isu-isu mengenai permasalahan hukum. seminar tersebut direalisasikan untuk menambah wawasan tentang isu-isu hukum, isu-isu terkini hukum nasional maupun internasional’’.  Ucapnya.

Try Mahyandi juga mengatakan “Webinar kali ini diagendakan untuk umum atau bagi siapapun yang ingin ikut. Kedepannya kami (PAKTA) akan membuat terobosan baru terkait webinar ini, misalnya webinar nasional dengan bahasa indonesia tentunya dan hal tersebut sudah direncanakan,’’. Tambahnya.

Salah satu dari peserta seminar, Patris Nanda Pratama yang juga sebagai mahasiswa fakultas hukum Untan juga mengatakan bahwa “ Mr. Mauro selaku Narasumber merupakan Profesor dari Stockholm University di Swedia, yang pastinya sudah sangat diakui keahlian dan pengetahuan akademisnya, khususnya dalam bidang Hukum. Selanjutnya bahwa, terkait topik yang diperbincangkan, yaitu yang Saya soroti ialah tentang Constitutional Court (Peradilan Konstitusi/di Indonesia dikenal dengan Mahkamah Konstitusi). Hal ini menarik bahwa, melalui penjabaran Narasumber, kita sebagai Mahasiswa/I sedikit banyak bisa menjadikan pemaparan tersebut sebagai Komparasi antara Constitutonal Court di Swedia dan di Indonesia,’’. Tutupnya.

 

Reporter  : Dewi Hanum Hutapea & Epa Pariyanti

Editor         : Selvia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan lebih berat kar

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry pun menam

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan