Langsung ke konten utama

Pelaksanaan Justitia Be Best

 

Gambar Oleh J-Club

ACTADIURNA, FH Untan- Telah dilaksanakan kegiatan Justitia Be Best (JBB) Justitia Club 
FH Untan. Yang di selenggarakan pada 14 Agustus 2021 kemarin. Kegiatan ini diadakan untuk 
pertama kalinya bagi angkatan paling bungsu (angkatan 8). 

Tujuannya agar dapat belajar cara 
menyelenggarakan suatu kegiatan serta membangkitkan jiwa sosial di dalam diri mereka.
Ketua umum Justitia Club, Suci Intan Fadjriyati mengatakan, 

“Just Be Best merupakan salah 
satu bentuk pengabdian serta kepedulian sosial yang dilakukan oleh Justitia Club kepada masyarakat. Yang mana kami memberikan pengetahuan tentang hukum dalam bentuk kunjungan sosial atau penyuluhan hukum untuk masyarakat awam, yang pada kali ini adalah anak-anak perempuan di Panti Asuhan Nurul Amal.” Ujarnya

Salah satu tamu dari kegiatan Justitia Be Best, Hellen Evangelista Mahasiswa Hukum Untan 
juga mengatakan, 

“acara seperti Just Be Best ini sudah cukup baik, mengingat poin ke-3 Tri 
Dharma Perguruan Tinggi mengenai pengabdian kepada masyarakat diterapkan di sini. Masih 
Minimnya pemahaman hukum orang awam perlu diperluas lagi acara-acara sosial seperti ini. 
Pengenalan hukum perlu dikenalkan sejak dini.” Tuturnya 

Ketua panitia kegiatan JBB ini, Abdurrahim juga mengatakan, 

“Acara yang kami lakukan adalah penyuluhan hukum, dengan tema ‘Pemahaman Perlindungan Diri bagi Perempuan dan Anak Indonesia’ kami juga mengundang dari KPPAD Kalbar yaitu Ibu Sulasti, S.E., M.M. Serta kami juga membuka donasi dari masyarakat untuk keberlangsungan panti asuhan 
tersebut. Semoga kegiatan Just Be Best ini bisa dijadikan pengalaman bagi saya pribadi maupun teman-teman angkatan 8 untuk ke depannya.” Tutunya

Reporter: Hilma Suhaila dan Dewi Hanum Hutapea
Penulis: Hilma Suhaila dan Dewi Hanum Hutapea
Editor : Andi Rahmawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Opini : Membongkar Kekerasan Seksual Dalam Pandangan Hukum Indonesia

                                                Oleh Mulia azzahra Perlindungan, Indonesia terus menghadapi tantangan dalam penanganan kasus kekerasan seksual yang sering kali mengguncang masyarakat. Undang-undang yang telah ditetapkan tidak hanya bertujuan untuk menetapkan standar hukum yang jelas, tetapi juga untuk melindungi hak-hak korban yang terkena dampaknya. Namun, di balik kerangka hukum yang ada, masih terdapat beberapa kendala yang signifikan. Tantangan utama yang dihadapi adalah stigma sosial yang kuat terhadap korban kekerasan seksual. Stigma ini seringkali menyebabkan korban enggan melaporkan kejahatan yang mereka alami karena takut direndahkan atau tidak dipercaya oleh masyarakat sekitar. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya isu kekerasan seksual di kalangan masyarakat juga menjadi penghalang dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Selain itu, komple...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan