Langsung ke konten utama

Pelaksanaan PKKMB FH Untan Resmi Ditutup

 

Gambar Oleh :LPM Acta Diurna

ACTA DIURNA,FH Untan- Rangkaian pelaksanaan PKKMB Justitia Muda Fakultas Hukum Untan, Resmi ditutup Sabtu (14/08/21). 

"Hal yang saya dapatkan selama kegiatan pkkmb ini ialah sebuah ilmu, materi yang bermanfaat dari dosen-dosen, dan juga pembekalan yang belum saya dapatkan selama saya disekolah". ujar Siti Aminah selaku salah satu mahasiswa baru 2021 yang diwawancari pada Sabtu (14/8/21)

Della Anggraini, salah satu mahasiswa baru juga memberikan kesan dan pesannya selama mengikuti kegiatan PKKMB "Selama saya mengikuti PKKMB saya lebih mengenal perkuliahan dan Dengan adanya PKKMB saya lebih banyak mengenal teman-teman. Kesan dan pesan : pesan saya untuk mahasiswa harus tetap semangat dalam. mengerjakan tugas-tugas kuliah . Dan kesan saya dalam pkkmb, sudah mengenal dunia kampus." Ucapnya saat diwawancarai pada Sabtu (14/8/21).

Ketua DPM FH Untan, Ihza Riansa juga menyampaikan harapan kepada mahasiswa baru, 

"Untuk kedepannya harapannya kawan-kawan mahasiswa baru khususnya bisa mengenal dari kehidupan kampus, karena kan sebelumnya diberikan materi-materi yang sangat baik tentunya, banyak sekali wawasan baru untuk mahasiswa-mahasiswa baru. Jadi, kawan-kawan tergabung di fakultas hukum ini setidaknya sudah punya gambaranlah terkait bagaimana kehidupan kampus pada saat dan juga untuk kedepannya, karena kan pada saat ini kita juga masih dalam keadaan pandemi ini, jadi harapannya kedepannya agar lebih aktif lagi lah dalam mencari pengalaman, cari pengetahuan, di fakultas hukumini." Tutupnya, saat diwawancarai pada Sabtu(14/8/21).

Reporter : Robiatul Adawiyah

Penulis : Yuli Avriliana Haryati

Editor : Selvia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Opini : Membongkar Kekerasan Seksual Dalam Pandangan Hukum Indonesia

                                                Oleh Mulia azzahra Perlindungan, Indonesia terus menghadapi tantangan dalam penanganan kasus kekerasan seksual yang sering kali mengguncang masyarakat. Undang-undang yang telah ditetapkan tidak hanya bertujuan untuk menetapkan standar hukum yang jelas, tetapi juga untuk melindungi hak-hak korban yang terkena dampaknya. Namun, di balik kerangka hukum yang ada, masih terdapat beberapa kendala yang signifikan. Tantangan utama yang dihadapi adalah stigma sosial yang kuat terhadap korban kekerasan seksual. Stigma ini seringkali menyebabkan korban enggan melaporkan kejahatan yang mereka alami karena takut direndahkan atau tidak dipercaya oleh masyarakat sekitar. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya isu kekerasan seksual di kalangan masyarakat juga menjadi penghalang dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Selain itu, komple...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan