Langsung ke konten utama

Rapat PKKMB Fakultas Hukum Untan 2021

 

Gambar Oleh LPM Acta Diurna

ACTADIURNA, FH Untan- Telah dilaksanakan rapat mengenai PKKMB Fakultas Hukum Untan 2021, yang diikuti oleh BEM, DPM dan seluruh perwakilan LOK Fakultas Hukum di ruang Sidang Dekan FH Untan pada Rabu, (4/8/21).

Cesar Marchelo Miracle selaku ketua BEM FH Untan menyampaikan, “Ini momentum awal kita sesama BEM, DPM dan LOK agar ke depannya bisa saling koordinasi menjadi lebih baik dan diharapkan setelah koordinasi yang baik, kita sama-sama kerja. Dan untuk kegiatan pertama yaitu PKKMB, semoga adik-adik angkatan 2021 merasakan input yang baik dari persiapan kita” ujarnya saat diwawancara pada (4/8/21).

“Hasil rapatnya PKKMB tahun ini dilaksanakan secara online, dan ada perwakilan per-hari 20 Mahasiswa Baru. Mencakup 10 Mahasiswa kelas pagi dan 10 Mahasiswa kelas malam. PKKMB ini dilaksanakan selama 4 hari dan jumlah mahasiswa yang bisa mengikuti PKKMB ini hanya 80 Mahasiswa Baru” tambahnya.

Ketua DPM Ihza Riansa juga menyatakan bahwa, “Untuk persiapan yang dilakukan oleh DPM pastinya akan melakukan perkenalan terlebih dahulu terkait apa itu DPM, lalu mengenai tugas, fungsi, dan cara bergabung kepada Mahasiswa Baru yang akan melanjutkan kinerja dari DPM. Karena nantinya Mahasiswa Baru inilah yang akan membuat FH lebih berkembang. Dan diharapkan Mahasiswa Baru akan menjadi Mahasiswa FH yang berperan aktif dalam berorganisasi. DPM juga akan membuka adanya Dewan Muda bagi Mahasiswa Baru yang tertarik untuk menjadi bagian dari DPM” tutupnya.

 

Penulis : Nisa Ayu Nurlita

Editor : Andi Rahmawati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry ...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan