Langsung ke konten utama

ECFL Lebarkan Relasi Ke Universitas Utara Malaysia Model United Nations

  

Kunjungan ECFL bersama UUMUN Malaysia (Doc. ECFL) 

ACTADIURNA FH UNTAN- ECFL (English Club Faculty of Law) FH Untan mengadakan kunjungan ke Universiti Utara Malaysia Model United Nations dalam rangka menambah relasi ECFL dengan pihak luar, sekaligus bertukar pandangan terkait pengelolaan organisasi di masa pandemi, via zoom pada Sabtu (11/09/21)

Kunjungan ini merupakan salah satu program dari divisi Public Relation ECFL dan ini merupakan kunjungan pertama dengan pihak luar.

Alfina Damayanti, selaku chairwoman ECFL, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim yang sudah bekerja keras walaupun kegiatannya online Alhamdulillah bisa terlaksana dengan lancar.

“Alhamdulillah, meski online ya kita masih bisa mengendalikannya, terima kasih kepada tim yang sudah bekerja keras. Sebenernya kepengan juga kalo ‘We Learn We Abroad’ bisa diadakan ke luar tetapi pandemi masih terus berlangsung jadi kita melaksanakan kegiatan ini secara online. Tetapi saya harap esensi dari ‘We Learn We Abroad’ nggak hilang tetep bisa "learn" di kegiatan itu dan juga go "abroad". Ujarnya.

Alfina juga menambahkan bahwa kunjungan ini untuk mendorong anggota ECFL agar lebih mengenal jauh tentang MUN (Model United Nations).

Hal serupa juga disampaikan oleh staff public relation ECFL, Hairul Perwira, Mengatakan, banyak pertimbangan yang diambil ketika berkolaborasi dengan Universiti Utara Malaysia Model United Nations.

“Ada banyak alasan mengapa PR memilih UUMUN sebagai partner dalam kolaborasi ini salah satunya adalah untuk meningkatkan relasi antar negara yang mana tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan hubungan baik antara kedua organisasi beda negara. Dan kedua organisasi ini juga terfokus dalam bahasa Inggris yang dimana ECFL lebih kedalam bahasa Inggris Hukum sedangkan UUMUN dalam debat dan politik.” Tutupnya


Reporter: Dyvatya Fathanah Sabrina Putrie

Penulis: Sherell Adinta Zahara

Editor: Selvia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan lebih berat kar

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry pun menam

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan