Langsung ke konten utama

Suksesnya Proses Pelantikan BEM dan DPM FH Periode 2021-2022

 

Pelantikan Pengurus BEM dan DPM FH Untan (doc. Acta Diurna)

ACTADIURNA, FH Untan- Setalah mengucapkan sumpah dan janji melaksanakan tugas sebaik-baiknya,  Anggota baru BEM dan DPM akhirnya resmi menjadi bagian dari masing-masingnya. Pengucapan sumpah tersebut dipimpin oleh Agus S.H.,M.H selaku Wakil dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FH Untan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan raker (rapat kerja) oleh BEM dan DPM yang berjalan dengan lancar sampai selesai.

Cesar Marchelo Miracle selaku Presiden Mahasiswa/Ketua BEM FH Untan menyampaikan di mana komunikasi dan kerja sama harus di lakukan bersama-sama guna menjadikan FH Untan lebih unggul 

“Untuk saat ini BEM dan DPM masih melakukan komunikasi dan kerja sama yang lancar, di mana kita bersama harus saling back up guna untuk menjadikan FH Untan yang jauh lebih unggul. Dan saya harap juga ke depannya kerja sama bersama DPM akan tetap berjalan beriringan dan harmonis,” jelasnya

Ihza Riansa selaku ketua DPM FH UNTAN sedikit menjelaskan esensi dari Raker (Rapat Kerja) dalam sebuah organisasi terkhusus BEM dan DPM, dan ia juga berharap bisa menyelesaikan seluruh Progja DPM hingga akhir kepengurusan

“Rapat kerja ini menyampaikan apa-apa saja program kerja yang dibuat oleh DPM dan BEM Fakultas hukum, agar Mahasiswa khususnya Mahasiswa Fakultas Hukum tahu kegiatan dari lembaga legislatif dan eksekutif di kampus. Raker juga merupakan kewajiban dari sebuah organisasi. Dan target rapat kerja tahun ini adalah dapat menyelesaikan seluruh program kerja (Progja) yang dibuat DPM hingga sampai akhir kepengurusan atau hingga Sidang Umum (SU)” tutupnya.


Reporter: Puji Astuti

Penulis: Dewi Hannum Hutapea

Editor: Andi Rahmawati

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan lebih berat kar

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry pun menam

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan