Langsung ke konten utama

Ancaman Kekerasan pada Remaja Masih Menjadi Perhatian

 

                                Justitia FH Untan melaksanakan program Justitia Goes to School 

ACTADIURNA FH UNTAN – Kekerasan dalam Pergaulan remaja beberapa tahun terakhir marak terjadi. khususnya terhadap kalangan remaja, yang sering menjadi korban kekerasan. Dengan ini organisasi Justitia FH Untan berinisiatif dengan mengadakan Justitia Goes to School. Acara ini berbentuk sosialisasi kepada siswa-siswi SMA yang ada di daerah Pontianak dengan tema "Kekerasan Dalam Pergaulan Lingkungan Remaja" sebagai salah satu program dalam perayaan Tanjungpura Law Festival 2022 (TLF) dan sebagai bentuk kepedulian terhadap remaja masa kini guna mempersiapkan generasi baru untuk menghadapi situasi serupa yang dialami oleh mahasiswa di perguruan tinggi, pada Senin, (24-27/01/2022).

“Fenomena kekerasan di Indonesia saat ini semakin meresahkan, sehingga kami berpikir alangkah lebih baik jika acara ini menjadi ajang untuk mengkampanyekan gerakan anti kekerasan dalam segala bentuk. Sasaran dari gerakan #SayNoToViolence ini adalah remaja. Oleh karena itu, kami mengangkat tema ‘Kekerasan dalam Lingkungan Pergaulan Remaja’. Karena untuk remaja cukup sulit untuk membedakan antara bercanda dan menyakiti orang lain.,” Ujar Elza Kristiana salah satu anggota dari organisasi Justitia Club FH Untan.

Berakhirnya pandemi, kini para siswa mulai kembali melakukan aktivitas secara offline. Yang mana Mereka memulai untuk melanjutkan kegiatannya kesehariannya seperti sekolah, bermain , dan lainnya. Mereka akan memulai untuk menyesuaikan diri nya dengan suasana baru setelah lama belajar online selama pandemi. Harapannya dengan kegiatan ini dapat menjadi modal persiapan untuk memulai aktivitas secara offline.

“Karena kekerasan tidak hanya meliputi kekerasan fisik, melainkan verbal, mental maupun seksual. Selain itu, aktivitas sekolah saat ini sudah cukup banyak dilakukan secara luring. Hal ini menyebabkan para siswa/i harus beradaptasi lagi dengan lingkungan sekolahnya. Dan alangkah lebih baik jika kita mengedukasi mereka mengenai kekerasan dalam pergaulan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Serta tidak menutup kemungkinan dalam lingkungan kampus pun hal tersebut dapat terjadi. Maka dari itu kita ajarkan sedari dini mungkin,” Tambahnya.

Maraknya kekerasan terhadap remaja, kini menduduki 3% kasus yang terjadi. Meskipun masih tergolong kecil, namun hal ini tetap harus diwaspadai dengan menjaga dan memberikan edukasi terhadap remaja akan bahaya kekerasan.

“Untuk tahun 2021 total kekerasan terhadap anak dan remaja 3% bentuk kekerasan terjadi, dan yang lebih banyak adalah dalam bentuk bullying. Dan ada beberapa penanganan yang kami lakukan, yang merupakan pada bagian psikologis mental anak trauma dan anak-anak yang trauma berat,” Tutup  Dominic, S.Sos.M.A.P Kepala Seksi Kesetaraan Gender Bidang Ekonomi, Politik, dan Hukum.

 

Reporter: Puji Astuti & Hilma Suhaila

Penulis: Andi Rahmawati

Editor: Selvia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

BIOGRAFI MOCHTAR KUSUMAATMADJA

  Sumber Gambar Detik.com Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja lahir di Batavia pada 17 April 1929. Beliau adalah konseptor wawasan nusantara dari pakar Hukum Internasional. Ia dikenal sebagai seorang yang gigih memperjuangkan batas darat, laut territorial dan landas kontinen Indonesia. Seorang yang tak pernah Lelah berjuang memajukan Pendidikan hukum di Indonesia. Mochtar Kusumaatmadja menyelesaikan Pendidikan S1- nya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, pada (1955). Dan meraih gelar Master Of Law pada (1956) dari Yale University, Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1962 ia menamatkan kuliah S3 di Universitas Padjadjaran dan menjadi Doktor di usia 33 tahun. Setelah itu ia sempat melanjutkan Pendidikan pos doctoral di Harvard University, disinilah ia banyak belajar dan mengakaji pemikiran pakar hukum dunia yang kemudian menginspirasi teori hukumnya, yaitu teori Hukum Pembangunan. Sebagai pakar hukum laut pertama di Indonesia, beliaulah yang menggagas konsep Negara Kepulauan. Ya...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan