Gambar oleh ActaDiurna FH Untan
ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang
diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema
“Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul
07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022).
Benny B Hendry selaku ketua panitia
Tanjungpura Law Festival (TLF)
itu menerangkan bahwa, latar belakang Justitia club
mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam
hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin
maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan
ini,
apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang.
Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat
dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan
tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan,” Ungkapnya.
Benny B Hendry pun menambahkan
bahwa Justitia Club siap berkolaborasi dengan organisasi atau Gerakan sosial
lain menyangkut tema ini, “Kami sangat terbuka apabila ada organisasi atau
gerakan sosial lainnya yang ingin berkolaborasi dalam program yang menyangkut
tema ini. Kedepannya kita kan vokal dalam edukasi dan sosialisasi tentang
kekerasan, terutama kekerasan dalam hubungan” Tambahnya.
Hayati Setia Inten, S.IP, M.H
selaku koordinator Sub Komisi RHK (KOMNAS Perempuan RI) sekaligus pemateri 1
dalam webinar nasional TLF 2022 ini mengakui bahwa tertarik untuk menjadi
pemateri dalam webinar nasional kali ini dikarenakan sesuai dengan kebutuhan
remaja yang perlu diperhatikan dan menjadi isu bersama serta berharap agar para
remaja dapat mencegah dirinya menjadi pelaku atau korban toxic relationship.
“Ke depannya perlu dengan
langkah konkret dengan bagaimana civitas akademika di kampus yang menjadi
support sistem
bagi yang lainnya dapat mendukung individu lain yang dikenal untuk menghindari
dan mengatasi toxic relationship,
khususnya di lingkungan kampus. Remaja dapat memetakan peran-peran riil yang
dimiliki dan memaksimalkan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah dan
menangani toxic relationship. Sebagai remaja yang memiliki pasangan: remaja
mencegah dirinya menjadi pelaku atau korban toxic relationship. Sebagai
teman dalam per grup/ satu geng/ komunitas,
remaja mengingatkan temannya untuk menghindari praktik-praktik toxic
relationship maupun menyudahi hubungan yang syarat dengan muatan toxic
relationship. Sebagai remaja yang hidup di keluarga, remaja juga perlu
memberi reminder pada anggota keluarga untuk menghindari praktik-praktik toxic
relationship. Sebagai pengguna medsos aktif dan bagian dari organisasi
remaja/ mahasiswa, remaja dapat menyebarluaskan kampanye/ info-info pencegahan dan
penanganan praktik-praktik toxic relationship” Ujarnya.
Dicky Mochammad Faisal selaku
Penyuluh Hukum perwakilan dari Badan Pembinaan Hukum Nasional (KEMENKUMHAM RI)
dan merupakan pemateri 2 menambahkan bahwa, ini
akibat dari tindak kekerasan dapat mengganggu ketertiban umum dan melukai
harkat dan martabat sebagai manusia serta diharapkan supaya remaja Indonesia
dapat paham apa yang menjadi kebutuhannya dan poteni ancaman dalam pergaulan
sosial.
“Hal ini berangkat dari keyakinan tentang
sebaik-baiknya orang, adalah yang dapat memberi manfaat untuk yang lain.
Ketertarikan menjadi narasumber adalah karena saya adalah Penyuluh Hukum, yang
memang bertugas menyebarluaskan informasi hukum dan peraturan yang berlaku,
webinar Justitia sejalan dengan upaya tersebut. Pembahasan topik dimaksud
memang menarik adanya, terutama karena akibat dari tindak kekerasan ini dapat
menganggu ketertiban umum dan melukai harkat dan martabat sebagai manusia,
makhluk yang berfikir. Perlu
adanya peran aktif dari tokoh kunci untuk menginternalisasi nilai-nilai
perlindungan dalam berumah tangga atau berkekasih. Harapan saya sederhana, agar
setiap remaja Indonesia paham betul apa kebutuhannya, apa potensinya dan apa
ancaman dalam mengarungi bahtera yang dinamakan pergaulan sosial. Dengan modal
itu, para remaja akan punya peta jalan yang lengkap dari titik berangkat, titik
tujuan, jalan keluar bahkan pintu darurat yang digunakan apabila dalam kondisi
bahaya dan butuh pertolongan. Ijinkan saya mengutip perkataan Pendaki Gunung
berikut " Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam
kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu
semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih
mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai
itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita". – GIE,” Tutupnya.
Reporter: Puji Astuti
Penulis: Nisa Ayu Nurlita
Editor: Andi Rahmawati
Komentar
Posting Komentar