Langsung ke konten utama

MAHASISWA/I FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK SUKSES ADAKAN PEMBUKAAN BORNEO LEGAL FORUM SE-KALIMANTAN BARAT

 MAHASISWA/I FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK SUKSES ADAKAN PEMBUKAAN BORNEO LEGAL FORUM SE-KALIMANTAN BARAT



Dalam rangka mewujudkan eksistensi dari terbentuknya BLF (Borneo Legalia Forum) sebagai bagian dari advokasi masyarakat. Pada Sabtu, 22 Juni 2024, BLF mengadakan seminar kedaerahan yang bertemakan “Modernisasi Peraturan Perundang-Undangan Dalam Menjamin Perlindungan Masyarakat Kalimantan Barat.”

Lewat wawancara yang kami lakukan, tujuan dari diselenggarakannya seminar ini adalah menanamkan bibit peduli, berpikir kritis, serta peka terhadap isu-isu sosial yang ada di masyarakat terutama lingkungan Kalimantan Barat kepada Mahasiswa Fakultas Hukum agar terciptanya penjaminan masyarakat yang sejahtera dan terlindungi lewat kepekaan Mahasiswa tersebut sebagai penyambung lidah atau wadah aspirasi masyarakat.

“Tujuan BLF pada dasarnya adalah advokasi masyarakat. Mahasiswa hukum seharusnya paling piawai dalam masalah hukum dan memahami kelemahan serta dampaknya. Contohnya, dalam kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang), terdapat Satgas gugus tugas yang bertanggung jawab atas penanganannya. Namun, setelah kami konsultasi, mereka tidak bekerja secara efektif, yang berarti ada permasalahan di situ. Selain itu, sebenarnya tidak ada undang-undang yang mengatur secara jelas, sehingga ada celah hukum yang membuat fungsi mereka tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Inilah yang mungkin kawan-kawan di forum bisa sampaikan, mengkaji efektivitasnya, aturannya, dan siapa yang bertanggung jawab untuk membentuk undang-undang tersebut sehingga bisa menjadi bahan ajuan. Itu adalah tujuan membantu masyarakat dan lingkungan. Kota Pontianak adalah salah satu yang masih menjalankan RTH (Ruang Terbuka Hijau) dengan baik, dilihat dari infrastruktur yang mulai ditambah di setiap jalan harus ada pohon, taman kota yang baik. Setiap jalan besar di Pontianak harus ada pohon. Itu salah satu bentuk, tapi belum ada di seluruh Kalimantan Barat. Memang masih banyak hutan, tetapi tidak ada kebijakan mana yang harus dipertahankan dan mana yang bisa ditebang karena sawit sedang naik-naiknya. Saya rasa itu juga salah satu isu untuk dibahas,” ujar Saudara Gerry dalam wawancara yang kami lakukan bersama Tim Liputan Acta Diurna di Aula Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak.

Namun, dibalik kesuksesan pembukaan acara tersebut, Gearry yang sempat kami wawancarai juga mengaku datangnya inspirasi dan tema dari pembuatan acara ini tidak lepas dari adanya peran rekan-rekan dibelakangnya. Yang mana, berawal dari diskusi singkat sehingga berakar menjadi acara yang saat ini dapat dinikmati bersama. Tentu, dari acara ini gearry atau bahkan seluruh rekan-rekan BLF berharap seluruh Mahasiswa Fakultas Hukum dapat menyuarakan suara mereka, dapat pula menunjukkan sisi bahwa tidak hanya kuliah dan saat bekerja saja atau saat menjadi advokasi saja yang dapat membela untuk masyarakat. Namun, saat menjadi mahasiswa kita juga dapat melakukan hal tersebut lewat pengabdian, kegiatan sosial, dan lain sebagainya. [22/06/2024]

 

Penulis:

-Muhammad Rio Feberianto

-Defria Puspita

Editor:

-Dwi Najwa

Tim Liputan :

-Muhammad Ridho P

-Mulia azzahra


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan lebih berat kar

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry pun menam

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan