Langsung ke konten utama

DALAM RANGKA KAMPANYE HARI ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN, SATGAS PPKS UNTAN BERHASIL MEMBUAT SEMINAR KOLABORASI BERSAMA YSDK DAN DHARMA WANITA PERSATUAN UNTAN

 


Lpmactadiurna.untan.ac.id, Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura ⎯  Dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Internasional, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Tanjungpura (SATGAS PPKS UNTAN) berhasil menyelenggarakan kegiatan Kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dengan tema “Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, dan Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan.”

Serangkaian kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi antara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Tanjungpura (SATGAS PPKS UNTAN) dengan beberapa instansi seperti Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa Kalimantan Barat (YSDK KALBAR) dan Dharma Wanita Persatuan Universitas Tanjungpura. Dalam mengkampanyekan hari spesial tersebut, pihak SATGAS PPKS memanfaatkam sumber daya manusia dengan sangat baik yang mana untuk meramaikan acara terdapat banyak sekali agenda kegiatan yang dilakukan seperti, lomba mewarnai, stand Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), ruang berkreasi, konsultasi dan pengaduan dari Perkumpulan Bantuan Hukum Perempuan dan Anak (PBH PERAN), pameran lukisan karya teman-teman komunitas disabilitas, diskusi terbuka pegiat disabilitas dalam rangka hari disabilitas internasional, informasi Kesehatan, bedah film, serta jantung dari event kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2024 yakni, seminar nasional dengan menghadirkan tiga narasumber hebat serta mengangkat isu kekerasan seksual dan seputar perempuan yang tentunya sangat menginspirasi.

Sebagai jantung dari event kolaborasi, seminar nasional yang bertema “Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan” yang mana mengundang tiga narasumber hebat yakni, Ibu Emilya Kalsum selaku Ketua Tim Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Tanjungpura. Kemudian, Ibu Dewi Aripurnawati selaku Aktivis Perlindungan Perempuan. Dan yang terakhir, narasumber muda dan tidak kalah hebatnya yang mana dengan kesaksian beliau mampu menginspirasi setiap perempuan diluar sana untuk tetap kuat berdiri dan tidak merasa sendirian dalam memerangi kekerasan terhadap perempuan, yakni Adinda Annisa Ratu Syafa selaku Penyintas Pelecehan dan Kekerasan Seksual.

Dalam penyampaian materinya, banyak sekali pesan-pesan yang dapat diambil terutama kalimat-kalimat inspiratif dan penuh rasa dukungan yang mana membuat suasana pada seminar saat itu tidak hanya serius tetapi, diselimuti rasa bangga bahkan rasa haru yang menyelimuti di setiap sesi penyampaian materi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Emilya Kulsum dalam sesi penyampaian materinya, yang mana mengatakan bahwa menjadi perempuan itu unik, dan spesial.

“Perempuan itu unik dan spesial yang mana dengan adanya pendidikan gender yang dilakukan dengan seminar dan pelatihan seperti pelatihan bagaimana terhindar dari kekerasan, bagaimana cara menanggapi cat-calling dan sebagainya..” Ujar Ibu Emilya dalam penyampaian materi.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai masyarakat bahu-membahu untuk menciptakan ruang aman tidak hanya bagi perempuan dan anak tetapi, ruang aman bagi kita semua yang mana tidak ada lagi yang menjadi korban. (23/11/2024)




Penulis: Dwi Najwa Aulia Putri

Editor: Dwi Najwa Aulia Putri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry ...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan