Langsung ke konten utama

Grup inses di Facebook!!! Sakit amat dah

 

                                  















Penyimpangan Seksual di Facebook : Grup Inses Fantasi Sedarah

 

            Lpmactadiurna.untan.ac.id – Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura sebagai salah satu platform sosial media yang besar memiliki banyak sekali grup, baik yang bersifat positif maupun negatif.

            Ditemukanny grup facebook yang menyimpang secara seksual dengan nama grup “fantasi seksual” tentu mengejutkan kita semua. Grup ini menormalisasikan konten seksual terhadap anggota keluarga sendiri.

            Unggahan konten yang ada didalam grup tersebut diantaranya juga berisi foto korban yang masih berada di bawah umur. Hal ini tentu mengiris hati, keluarga yang seharusnya melindungi keluarga terlebih lagi anak-anak.

            Mereka yang menggungah konten inses menjadi predator seksual bagi keluarga mereka sendiri, walaupun itu adalah darah daging mereka sendiri. Fenomena ini dikhawatirkan bukan hanya konten menyimpang di dunia maya, namun berlanjut menjadi tindakan nyata berupa kekeran seksual.

            Dilansir dari Antara Sumbar. Menurut catatan Komnas Perempuan 2022, kekerasan dalam ranah privat selalu mendominasi jumlah laporan kekerasan. Dari 433 kasus inses yang tercatat dalam setahun, pelaku terbanyak adalah ayah kandung. Fakta ini mempertegas bahwa rumah bisa menjadi ladang kekerasan yang tersembunyi.

            Kejadian menjadi viral dan menuai kecaman dari publik, Kementrian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta polisi bertindak, Komdigi bersama META – perusahaan induk Facebook telah memblokir 30 situs dengan konten serupa.

Tindakan pemutusan akses ini bagian dari implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaran Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).

Fenomena ini memberikan gambaran, rumah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi keluarga. Melindungi anak dan keluarga merupakan tanggung jawab bersama, maka kita harus memastikan ruang digital tidak menjadi tempat pemicu untuk tindak kekerasan dalam bentuk apapun.

 

Penulis : Amir Alfath

Editor  : Dwi najwa aulia putri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi : "Negara Lucu" Karya Ragil Eldar Leonanta

 Gambar Oleh LPM Acta Diurna Negara Lucu karya : Ragil Eldar Leonanta Terlahir dari sebuah perjuangan Pertumpahan darah tak terhindarkan Kini tercapai cita-cita yang diinginkan Melihat merah putih yang selalu dikibarkan. Namun sekarang rakyat sedang bersedih Melihat negara yang mulai teronggoti Akibat penguasa yang memperkaya diri Kebebasan di halangi oleh hukum di negeri ini Namun hanya untuk rakyat yang tidak bermateri Semua dapat  di manipulasi jika kau bisa memberi Pencuri kecil di tangkap dan di hakimi Kasus tikus berdasi di tutut-tutupi dan di lindungi Bagai pisau yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas Yang kecil akan semakin tertindas Selucu inikah negeriku ? Wakil rakyat namun tak memihak kepada rakyat Penuh dengan aturan yang hanya membuat benturan Tak pernah menuntun namun selalu di tuntut Tak sehaluan dapat mengancam diri sendiri Bagai boneka yang selalu di leluconi Benar kata pendahulu negeri Perjuanganku akan lebih mudah melawan penjajah Namun kalian akan l...

Kesadaran terhadap Toxic Relationship menjadi fokus TLF 2022

  Gambar oleh ActaDiurna FH Untan  ACTADIURNA FH Untan- Tanjungpura Law Festival 2022 yang diadakan oleh Justitia Club sukses menggelar webinar nasional dengan tema “Ketika Cinta Menjadi Toxic : Abuse In Relationship” melalui zoom meeting pukul 07.30-selesai pada Sabtu, (5/3/2022). Benny B Hendry selaku ketua panitia T anjungpura Law Festival (TLF) itu menerangkan bahwa , latar belakang Justitia club mengambil tema dalam webinar nasional ini karena maraknya kekerasan dalam hubungan yang sering dianggap remeh, “Latar belakang utamanya adalah semakin maraknya kekerasan dalam hubungan, kami melihat bahwa kekerasan dalam hubungan ini , apalagi hubungan dalam bentuk pacaran, sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal dampak yang ditimbulkan sama saja, dan tindak kekerasan tidak dapat dibenarkan. Jadi tema TLF tahun ini mengangkat kekerasan dalam hubungan dengan tujuan memberikan atensi dan edukasi kepada masyarakat terhadap kekerasan , ” Ungkapnya. Benny B Hendry ...

Puisi "Diskusi" Karya Sahrul Gunawan

  (Ilustrasi Acta Diurna) Diskusi Seperempat malam mencabik situasi sebelum pejam Ada beberapa perihal hidup redup yang harus ditulis ulang Tentang ayah yang mendesah kelelahan Tentang ibu yang memasak sedu sedan Juga tentang anak yang nanar menuntut kerajaan Ritme awal bisu, Masing-masing terpaku. Lalu satu pihak mulai meninggikan intonasi, membaca puisi keluh kesah yang selama ini menjadi petunjuk arah Satu pihak lagi memecah kaca, Menusuk malam hingga koyak gelapnya Sedang pihak ketiga berkukuh meminta nasi "Ayah, ibu, aku belum makan malam ini" Serempak dua pasang mata menajamkan ujungnya "Nak", "Malam ini kamu jadi menunya". Sepuluh detik Setelah anak Memutar fikir, Diskusi berakhir. Karya : Sahrul Gunawan